Jumat, 01 April 2011

MULTIMEDIA

Multimedia adalah merupakan media yang diciptakan untuk menyajikan sesuatu dalam bentuk text, suara, gambar dan lainnya yang dimanfaatkan untuk berinteraksi, berkarya dan berkomunikasi dengan melalui teknologi yang sedang berkembang dengan beragam jenis media. Penggunaan Multimedia saat ini sangat membantu dalam penyampaian bidang pengetahuan yang bersifat ilmiah.

Saat ini penggunaan multimedia sering banyak ditemukan untuk kebutuhan metode pembelajaran dengan mengambil informasi dari multimedia dengan menyajikan beragam majalah, buku dengan bermacam-macam penulis dan penerbit. Disini manfaat tersebut dirasakan dalam mencari data yang berkaitan langsung dengan pembelajaran dengan harga murah dan terjangkau.

Dengan berkembang pesatnya fenomena multimedia ini dapat berdampak negative bila menyalahgunakan fungsi dari multimedia tersebut seperti membuat suatu tulisan ilmiah yang bersumber dari multimedia tanpa menulis pengarang asli dari tulisan tersebut dengan istilah lain plagiat atau pembajakan karya. Dampak negative lainnya adalah mencari suatu kebenaran informasi dengan mengubah keaslian informasi tersebut. Hal tersebut perlu dihindarkan supaya fungsi multimedia menjadi tepat sasaran.

Adanya fenomena tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa multimedia adalah merupakan sarana untuk penyampaian informasi yang dapat berupa komunikasi, informasi maupun hiburan. Dalam pelaksanaannya multimedia tersebut harus diiringi dengan fungsi nyata multimedia tersebut agar tidak terjadi penyimpangan melalui kesadaran sendiri mengetahui bahwa multimedia ini sangat bermanfaat bagi kehidupan masyarakat.

Berikut ini adalah hasil analisis kami terhadap artikel di atas dari segi :

1. Kata
Artikel di atas terdiri dari 200 kata, termasuk dua kata pada judul artikel. Pembagian jumlah kata berdasarkan masing-masing paragraf, yaitu sebanyak 46 kata pada paragraf pertama, 43 kata pada paragraf kedua, 61 kata pada paragraf ketiga, dan 48 kata pada paragraf akhir.
Terdapat beberapa kata bersinonim yang diletakkan berdampingan sehingga mengakibatkan kerancuan makna kalimat. Misalnya ‘adalah-merupakan’ dan ‘dengan-melalui’ pada paragraf pertama. Peletakan dua kata bersinonim juga akan memboroskan tempat saja. Selain itu, kami telah menghitung sebanyak 11 kata ‘dengan’ dan 7 kata ‘yang’ dalam artikel tersebut yang penggunaannya tidak efektif.
Terdapat pula penulisan kata-kata yang masih belum baku. Seperti kata ‘text’ dan ‘negative’. Kedua kata ini merupakan kata serapan dari bahasa asing. Namun, kata-kata ini telah mempunyai bentuk baku dalam bahasa Indonesia, yakni teks dan negatif. Kata imbuhan dan kata depan ‘di’ masih samar. Sebagaimana yang tertera pada Kamus Besar Bahasa Indonesia bahwa ‘di’ untuk kata imbuhan penulisannya harus disambung, contohnya ‘diserang’, dan ‘di’ untuk kata depan penulisannya terpisah oleh satu spasi, contohnya ‘di Serang’. Kita bandingkan dengan penulisan kata depan ‘di’ yang terdapat pada paragraf kedua dan keempat artikel di atas.

2. Kalimat
Terdapat banyak kesalahan dalam penulisan pola kalimat. Susunan kata yang tidak teratur dan berbelit-belit, penggunaan dua kata yang sama artinya, dan kesalahan ejaan mengakibatkan pola kalimat tidak efektif. Contoh kalimat :
Multimedia adalah merupakan media yang diciptakan untuk menyajikan sesuatu dalam bentuk text, suara, gambar dan lainnya yang dimanfaatkan untuk berinteraksi, berkarya dan berkomunikasi dengan melalui teknologi yang sedang berkembang dengan beragam jenis media.
Seharusnya :
Multimedia merupakan media yang diciptakan untuk menyajikan sesuatu dalam bentuk teks, suara, gambar dan lainnya, serta berinteraksi, berkarya, dan berkomunikasi melalui teknologi yang sedang berkembang dengan beragam jenis media.

3. Kesatuan alinea
Tarigan (1986:11) mengemukakan ciri-ciri alinea sebagai berikut:
(1) Setiap alinea mengandung makna, pesan, pikiran, atau ide pokok keseluruhan karangan.
(2) Umumnya alinea dibangun oleh sejumlah kalimat.
(3) Alinea adalah satu kesatuan ekspresi pikiran.
(4) Alinea adalah kesatuan yang koheren dan padat.
(5) Kalimat-kalimat dalam alinea tersusun secara logis dan sistematis.
Kesatuan aliniea dalam artikel tersebut masih kurang atau dapat dikatakan banyak terdapat kalimat sumbang. Namun demikian, pola pengembangan alineanya masih dapat diidentifikasi dengan baik. Alinea pertama merupakan alinea definisi, alinea kedua dan ketiga merupakan alinea penguraian, dan alinea keempat merupakan alinea konklusi atau kesimpulan.
4. Topik
Topik artikel di atas menarik dan bermanfaat. Penguraian terbatas pada satu topik utama, yakni fenomena multimedia.

5. Isi artikel
Meskipun mengandung banyak kalimat sumbang, isi yang diuraikan dalam artikel di atas masih sejalan dengan topik fenomena multimedia. Transisi antar alinea mengalir baik. Bila dibagi per alinea maka menjadi : definisi multimedia, manfaat multimedia, dampak negatif multimedia, dan kesimpulan.

6. Logika
Artikel di atas mengandung kalimat-kalimat yang tidak logis. Kesalahan memilih kata, penulisan pola, dan berbelit-belitnya kalimat mengakibatkan informasi yang terkandung tidak sampai kepada pembaca. Contoh :
Dalam pelaksanaannya multimedia tersebut harus diiringi dengan fungsi nyata multimedia tersebut agar tidak terjadi penyimpangan melalui kesadaran sendiri mengetahui bahwa multimedia ini sangat bermanfaat bagi kehidupan masyarakat.
Seharusnya :
Dalam pelaksanaannya, multimedia tersebut harus diiringi dengan fungsi nyata agar tidak terjadi penyimpangan, dan kita perlu menyadari bahwa multimedia ini bermanfaat bagi kehidupan masyarakat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar